Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange
ditutup menguat pada Senin (Selasa pagi WIB) ke level tertinggi sejak 11
Desember 2013. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari
naik US$ 4,2 atau 0,34% menjadi US$ 1.251.1 per ounce.
Data pekerjaan yang dirilis Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu cukup mengecewakan pasar. Usai pengumuman itu harga emas terus menguat, namun selera investor nampaknya belum puas pada level harga saat ini.
Beberapa analis pasar berpendapat pergerakan emas tidak akan terlalu panas atau terlalu dingin pada 2014, dengan harga rata-rata US$ 1.274 per ounce dan menyentuh level tertinggi US$ 1.350 per ounce serta terendah US$ 1.180 per dolar AS .Tetapi analis pasar lebih percaya bahwa dibutuhkan lebih dari satu data ekonomi AS yang mengecewakan untuk mempertahankan rebound emas.
Rata-rata harga emas sepanjang 2014 ke level US$ 1.205 per ounce, dengan level terendah baru US$ 1.050 yang bakal diuji tahun ini. Tak hanya Barclays, Goldman Sachs juga memangkas prediksi harga emas menjadi US$ 1.050 per ounce di akhir 2014.
Analis pasar menyatakan faktor peredam terbesar harga emas pada tahun ini yaitu penguatan dolar AS serta kenaikan suku bunga.
Prediksi harga emas sore ini:
Harga emas bergerak turun dari level tertinggi dalam sebulan terakhir. Hal ini dipicu spekulasi perlambatan permintaan pascareli harga.
Emas tercatat rebound 6,3% di tengah sinyal peningkatan permintaan emas fisik, terutama dari India dan China, 2 konsumen terbesar logam mulia tersebut. Sepanjang tahun lalu emas anjlok 28% setelah Federal Reserve memangkas stimulus moneter AS sebesar US$10 miliar per bulan.
Lembaga percetakan uang AS menyatakan volume penjualan koin emas meningkat drastis dibandingkan dengan Desember 2013. Hingga saat ini penjualan mencapai 63.000 ons koin emas American Eagle. Sementara itu, selama Desember penjualan hanya mencapai 56.000 ons.
Di sisi lain, penjualan emas untuk pengiriman dalam waktu dekat ke China merosot sejak pekan lalu.
Analis dari Cinda Futures Co. Lv Jie mengatakan pada Bloomberg, permintaan emas fisik sangat sensitif terhadap pergerakan harga, terutama pada level peritel.
Sepanjang awal tahun ini permintaan fisik menopang harga emas, mungkin permintaan akan turun karena harga yang naik.
Harga emas spot tercatat turun 0,32% menjadi U$1.249,34 per troy ounce (Rp483.901,84 per gram) di Commodity Exchange, New York.
Adapun, kontrak emas untuk pengiriman Februari turun 0,20% menjadi US$1.248,60 per troy ounce (Rp483.615,24 per gram) pada transaksi Selasa (14/1/2014) petang.
Data pekerjaan yang dirilis Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu cukup mengecewakan pasar. Usai pengumuman itu harga emas terus menguat, namun selera investor nampaknya belum puas pada level harga saat ini.
Beberapa analis pasar berpendapat pergerakan emas tidak akan terlalu panas atau terlalu dingin pada 2014, dengan harga rata-rata US$ 1.274 per ounce dan menyentuh level tertinggi US$ 1.350 per ounce serta terendah US$ 1.180 per dolar AS .Tetapi analis pasar lebih percaya bahwa dibutuhkan lebih dari satu data ekonomi AS yang mengecewakan untuk mempertahankan rebound emas.
Rata-rata harga emas sepanjang 2014 ke level US$ 1.205 per ounce, dengan level terendah baru US$ 1.050 yang bakal diuji tahun ini. Tak hanya Barclays, Goldman Sachs juga memangkas prediksi harga emas menjadi US$ 1.050 per ounce di akhir 2014.
Analis pasar menyatakan faktor peredam terbesar harga emas pada tahun ini yaitu penguatan dolar AS serta kenaikan suku bunga.
Prediksi harga emas sore ini:
Harga emas bergerak turun dari level tertinggi dalam sebulan terakhir. Hal ini dipicu spekulasi perlambatan permintaan pascareli harga.
Emas tercatat rebound 6,3% di tengah sinyal peningkatan permintaan emas fisik, terutama dari India dan China, 2 konsumen terbesar logam mulia tersebut. Sepanjang tahun lalu emas anjlok 28% setelah Federal Reserve memangkas stimulus moneter AS sebesar US$10 miliar per bulan.
Lembaga percetakan uang AS menyatakan volume penjualan koin emas meningkat drastis dibandingkan dengan Desember 2013. Hingga saat ini penjualan mencapai 63.000 ons koin emas American Eagle. Sementara itu, selama Desember penjualan hanya mencapai 56.000 ons.
Di sisi lain, penjualan emas untuk pengiriman dalam waktu dekat ke China merosot sejak pekan lalu.
Analis dari Cinda Futures Co. Lv Jie mengatakan pada Bloomberg, permintaan emas fisik sangat sensitif terhadap pergerakan harga, terutama pada level peritel.
Sepanjang awal tahun ini permintaan fisik menopang harga emas, mungkin permintaan akan turun karena harga yang naik.
Harga emas spot tercatat turun 0,32% menjadi U$1.249,34 per troy ounce (Rp483.901,84 per gram) di Commodity Exchange, New York.
Adapun, kontrak emas untuk pengiriman Februari turun 0,20% menjadi US$1.248,60 per troy ounce (Rp483.615,24 per gram) pada transaksi Selasa (14/1/2014) petang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar